Selasa, 16 November 2010

TIPS BONCENGER HARIAN

Sering mendengar kecelakaan motor yang begitu tragis. Ironisnya, pada beberapa kasus kecelakaan motor orang yang dibonceng malah jadi korban paling parah. Salah satu penyebab kenapa bisa begitu, biasanya boncenger kurang waspada terhadap kejadian yang dialami. “Sehingga antisipasi apa yang terjadi sangat rendah,” pasti Joel D. Mastana, instruktur safety riding.

Joel menjelaskan, pentingnya perhatikan posisi dan cara duduk dibonceng. Kadang ada kebiasaan orang yang dibonceng mengambil posisi seenaknya. Duduk berjauhan dengan pengendara atau tidak rapat, dan kedua tangan memegangi behel motor atau pundak pengemudi.

Posisi duduk seperti ini mengundang bahaya, terutama bila terjadi guncangan saat melintas di jalan berlubang atau tidak rata atau saat menikung tajam. “Dalam kondisi demikian maka yang dibonceng rentan untuk terlempar,” kata Joel lagi.

Menurutnya, cara yang benar, yang dibonceng posisinya merapat dengan si pembonceng, dan posisi lutut merapat mengikuti lutut pengendara.

Selain itu juga, kedua tangan memegang atau memeluk pinggang pengendara di depan. Dengan posisi dan cara seperti itu maka yang dibonceng secara langsung maupun tidak akan mengikuti gerakan tubuh pembonceng.

Posisi ini juga berguna untuk menjaga keseimbangan pada motor. Bila posisi duduk miring atau menghadap kiri, maka beban bertambah ke kiri sehingga menganggu pengendalian. Hal ini biasanya terjadi saat menbonceng cewek. Ada baik-nya cewek yang ingin dibonceng dianjurkan pakai celana panjang.

“Bila yang dibonceng membawa tas yang tidak terlalu besar, sebaiknya dijepit di antara pengendara dan yang dibonceng,” tambah Agus Sigit, petinggi Karisma Fans Club.

Hal ini untuk menghindari tindak kejahatan penjambretan. Dalam beberapa kasus, wanita yang dibonceng sering menjadi korban penjambretan. Kalau posisi tas diselempang, saat ditarik penjambret bisa menghilangkan keseimbangan. Bahkan yang dibonceng maupun pengendara juga bisa ikutan jatuh.

Meningkatnya jumlah pengendara yang mengikutsertakan anak-anaknya harus sejalan dengan kesadaran akan keselamatan berkendara. “Terkadang pengguna motor kurang memperhatikan saat membonceng anak selama perjalanan,” wanti Joel yang berkantor di Pusdiklantas.

Ia mengusulkan untuk tidak membawa anak lebih dari satu. Sebab idealnya motor hanya dapat dimuati oleh dua orang, pengemudi dan pembonceng. Sebisa mungkin anak harus dibonceng di belakang dengan kedua kaki berpijak pada footstep dengan sempurna. Kemudian tangan anak berpegangan pada pinggang atau perut pengendara dengan kuat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar